Lahirnya cinta

Bookmark and Share


Di sebuah ruang bebas tanpa batas dalam relung jiwa, ada sebuah kabut putih yang terlihat menggumpal tebal, mengelilingi sebuah bentuk keindahan yang masih tampak samar dan semu. Bergerak pelan penuh irama damai yang terdengar ngilu dalam sedih yang indah.*
Kabut itu..
Luntur dan terurai pelan tertiup akan geraknya.. Dan habis tertelan akan pilu nadanya.
Bentuk itu..
Semakin terlihat jelas dalam iringan nada geraknya.
Gerak itu..
Terus mengalunkan irama hingga terbentuk menjadi sebuah sifat.. Sifat akan kelembutan.

Dari Lembutnya itu..
Terlihat sebuah Kasih yang sangat terasa begitu damai.
Dalam Damainya itu..
Terlukis sebuah bentuk yang terlihat sangat begitu Wibawa.
Dalam Wibawanya itu..
Melambangkan sebuah kasih sayang yang sangat Bijaksana.
Tapi, dari semua bentuk, rasa dan sifat itu, satu hal yang belum aku tahu.. : “ APA ITU? ”

Latar Belakang Cerita :

Di dalam kokohnya raga yang di huni sebuah “NYAWA”, terdapat 5 karakter yang mengatur hidupnya “NYAWA” dalam raga itu. MATA, OTAK.. DARAH, JANTUNG dan HATI. Waktu itu.. ada sebuah kejadian yang mengawali sebuah jawaban dari sebuah kata “APA ITU?”. Kisah itu di awali pada sebuah “HATI”, yaitu salah satu karakter dari 5 karakter yang terdapat dalam raga itu. “HATI” adalah karakter yang hanya membutuhkan sebuah “RASA”. Tidak lebih. Dan rasa apa itu..?? Begini Ceritanya . . :

HATI : “Aku sangat haus jantung.. kering akan sebuah rasa yang ‘tak terasa palsu
untuk ku rasakan.”
JANTUNG : “Aduh hati..! aku nggak ada hak untuk memberimu itu.. dan aku ‘tak bisa..
aku bekerja dan di pekerjakan hanya untuk melancarkan proses dari tugas
yang di perintahkan oleh si OTAK.. kau lobi saja dia.. kalau pintamu di
terimanya, ‘kan ku lancarkan dengan maximal prosesnya..”
HATI : “Tapi aku merasa ini permintaan yang sulit.. karena setahuku si OTAK ‘tak
pernah memikirkan apa yang ku rasakan ini.. pasti ‘tak di dengarnya..”
JANTUNG : “Coba saja..! jangan coba kau minta tolong aku lagi kalau kau belum
mengadukannya pada si OTAK. Sudah..! aku lagi sibuk mompa darah..!
si OTAK pikirannya sedang tegang. Jadi darah harus bisa lebih cepat ku
pompa. Maaf aku sibuk!”
DARAH : “Jangan aku kau jadikan alasan tung..!
itu sudah jadi tugasmu!”

Dalam acara debat antara 3 karakter itu, tokoh “OTAK” yang ada di kepalaku itu memang sedang tegang. Sedang berfikir secara sulit. OTAKku sedang dalam suasana akrab dengan tokoh “MATA” yang juga ada di kepalaku. Di luar kepala sana, sebuah pemandangan yang terlalu indah untuk di pandang dan juga terlalu sulit untuk di abaikan, menjadi pusat pemikiran dan pusat pengelihatan yang sangat sia-sia untuk tidak di lihat dan untuk tidak di pikirkan. Ada Wanita! wanita dengan bentuk tubuh yang terpahat sangat indah dan penuh hayalan-hayalan manja yang menegangkan untuk di pikirkan. Dia berjalan penuh gaya di depanku. Busananya.. sangatlah “tidak sopan”. Tapi sangatlah indah di lihat jika tidak mengatakan “tidak sopan”. Bagian tubuh tertentunya itu, terasa seperti sebuah rejeki untuk di pandang. Asik sekali. Dan asiknya, wanita ini semakin tahu ia kupandang, geraknya semakin di gemulaikan. Dan aku, ‘tak mau mengalihkan pandanganku. Apapun yang terjadi. Dan akupun ingin menyicipnya.

Pada episode yang lagi seru-serunya di lihat dan di pikirkan.. sebuah bisik halus mengalihkan apa yang sedang ku lihat dan ku pikirkan :
“Ee.. ee.. Aa.. anuu.. Maaf..” Secara tertatih-tatih si HATI coba untuk mengawali pembicaraan. Dan si OTAKpun sedikit terusik.
“Eeichh..!! apa lagi ini! Mengganggu proses berfikirku saja!” Pikir si OTAK menanggapi kata tatih si HATI.
“Ahh!! Kok jadi sedikit buram untuk ku pandang! Ada apa ini?!” Keluh si MATA karena terusik proses melihatnya.
“Gak tahu ini si HATI! Kurang kerjaan..!! A, Uu.. A, Uu.. saja dari tadi! Jadi buyar pikiranku..!”
“Maaf.. wahai OTAK kisanaku dan MATA atasanku..” Lontaran kata pelan si hati coba menepis anggapan-anggapan buruk dari si OTAK dan si MATA.
“Aku hanya ingin sedikit bilang dan sedikit memohon.. Ruangku sangatlah tidak pas untuk menampung dari apa yang kau lihat si MATA yang terhormat dan dari apa yang kau pikirkan wahai si OTAK kisanaku..” Sambung si HATI coba untuk menjelaskan apa yang dirasakan.
“Tidak bisa!! Kau harus menampung rasa dari apa yang ku pikirkan dari apa yang si MATA lihat! Itu sudah tugasmu..!” Bantah si OTAK akan pikirannya yang ‘tak ingin berubah.
MATA : “Apapun rasa dari apa yang ku lihat dan dari apa yang si OTAK pikirkan, kamu
harus menerimanya.. bagaimana kamu ini..! ingat! Kau adalah HATI !”
OTAK : “Kenapa kau ini? Kenapa kau tidak sependapat dengan kami dari rasa yang kami
dapatkan?”
HATI : “Karena.. Jernih dan Normalnya pikiranmu, rasanya harus sesuai dari apa yang ku rasakan. Dan jika rasa yang kau dapat itu ‘tak sesuai dengan ruang yang ada pada diriku, tapi tetap kau paksa untuk tetap ku rasakan, berarti sama saja pikiran yang tumbuh subur dalam ruangmu adalah pikaran yang palsu! Ketahuilah kawan.. Murni dan Palsunya rasa yang kau rasakan untuk kau pikirkan itu haruslah sesuai dengan rasa yang ku rasakan, itu jika kau ingin mendapatkan sebuah pemikiran yang jernih. Dan perlu kau ketahui juga.. hanya sebuah pemikiran yang jernih itulah yang hanya bisa memberimu kedamaian yang tenang untuk si tuan rumahmu, tuan rumah kita, yaitu “JIWA”.

Saat itu.. si OTAK yang ada di kepalaku berfikir, bahwa selama ini dia hanya memikirkan apa yang di lihat oleh si MATA, tanpa berfikir apa yang terjadi setelah di rasakan oleh si HATI. Saat itu juga.. aku mengerti akan sebuah rasa yang di lahirkan “JIWA” yang selama ini aku belum tahu apa nama rasa itu. Tapi si HATI telah memberi jawaban dari rasa itu akan dirinya yang telah bisa membujuk si OTAK untuk memikirkan akan rasa yang di rasakannya. Dan berkat kekompakan dua karakter itu, aku tahu nama akan rasa “APA ITU?”, yaitu.. “CINTA”. Karena CINTA adalah sebuah rasa yang membuat semua menjadi HARMONI. Seimbang dengan damai. Dan saat semua lima karakter dalam ragaku itu dalam satu kekompakan, aku mendapat sebuah arti khusus dari sebuah rasa yang benar-benar harus ku pikirkan..:

“Cinta akan lahir dalam jiwamu secara murni, jika kau menyiramnya dengan pemikiran dan perasaan yang murni..”
Dan akan terjadi sebaliknya,
“Cinta akan lahir dalam jiwamu dengan palsu, jika kau menyiramnya dengan pemikiran dan perasaan yang palsu..”

Dan di luar kepalaku sana, wanita yang dari tadi menggodaku yang sedang menikmati segelas BIR hitam di "cafe malam" ini, kini dia mendekatiku. Yang pasti, dia bosan karena terus ku pandang.. dan yang pasti juga, dia ingin memintaku untuk segera menawarnya. Karena.. malam itu aku sedang berada di sebuah tempat "cafe malam" yang menyediakan "gadis malam".
Dan sebelum semuanya terjadi dalam pikiran yang 'tak pakai HATI.. ku habiskan segelas BIRku. Dengan tersenyum, ku katakan padanya yang sudah berhasil memelukku untuk merayuku..
" Kau cantik.. cantik sekali..! tapi terima kasih untuk semuanya malam ini.."
Dia menatapku benci, tapi aku tak peduli. Dan ku ambil jaketku untuk melangkah pergi..

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar